Sambil baca sambil dengerin aja! Eldipie- First night without Blood -
Rabu, 28 November 2012

Pengorbanan Cinta Untuk Kekasih

0 komentar
Agil dan Yulie adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal d
ng jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Yulie berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Agil hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

Dalam kehidupan mereka berdua, Agil sangat mencintai Yulie. Agil telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Yulie dan Yulie kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Agil telah menuliskan harapannya kepada Yulie. Banyak sekali harapan yang telah Agil ungkapkan kepada Yulie. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi Yulie dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Yulie.

Suatu hari Agil melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Agil berkata kepada Yulie: “ Yulie, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “

Saat mendengar Agil berkata demikian, menangislah Yulie. Ia berkata kepada Agil : “Agil, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!” Saat mendengar itu Agil pun terkejut dan sangat sedih. Ia kemudian mulai marah kepada Yulie. Ia mengatai Yulie matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Akhirnya Agil meninggalkan Yulie menangis seorang diri.

Agil mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Yulie dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Agil menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Agil, ia adalah bintang kesuksesan.

Suatu hari Agil pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Agil pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Yulie. Agil mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Agil membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Yulie.

Agil sangat terkejut ketika didapati orang tua Yulie memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Yulie dalam makam itu. Agil pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Yulie untuk menemui orang tua Yulie.

Orang tua Yulie pun berkata kepada Agil :”Agil, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Yulie yang terkena kanker rahim ganas. Yulie menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.” Orang tua Yulie menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Agil.

Agil membaca surat itu. “Agil, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Agil, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu
Agil…………………………..

Yulie “ Setelah membaca surat itu, menangislah Agil. Ia telah berprasangka terhadap Yulie begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Yulie teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Yulie kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Yulie mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Yulie sebagai orang matre tak berperasan. Yulie telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.

Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita.

Leave a Reply